Di malam itu, Aku berjalan melewati jalan ditengah sawah yang rasanya terlihat lebih menyeramkan dibandingkan malam-malam biasanya. Seperti biasa, sepulang dari latihan bulutangkis, aku berjalan sendirian karena arah rumah temanku yang berlainan dengan arah rumahku.
Dalam langkahku, seketika aku berhenti ketika aku mendengar suara seperti ada seseorang yang melewati rumpunan tanaman padi. Tapi tak ku pedulikan "mungkin hanya tikus wirog" pikirku seraya melangkahkan kakiku kembali. Kembali ku mendengar suara itu. Entah mengapa bulu kuduku tiba-tiba berdiri. Karena mulai takut dan merasa ada yang mengikuti, akhirnya aku berjalan cepat. "Akhirnya aku keluar dari jalan yang menyeramkan itu" pikirku lega. Tetapi 10 langkah setelah melewati jalan yang menyeramkan itu tiba-tiba terdengar suara itu kembali. "SREKK SREEKKK..." Tubuhku merinding dan rasa takut saat melewati jalan ditengah sawah itu datang kembali. Dengan berlagak sok berani aku mendekati asal suara tersebut yang berada disemak-semak pekarangan disisi jalan yang ku lalui. Satu langkah...dua langkah...tiga langkah, jantungku berdegup kencang, dan terasa bulu kudukku yang tegak berdiri. Kembali q melangkahkan kaki. Dalam langkahku yang ke 5 perasaanku tidak enak. Q singkap semak-semak asal suara itu, tapi ternyata tidak ada apa-apa. Akhirnya q lanjutkan perjalananku menuju rumah.
Aku agak lega karena setelah melewati pekarangan tersebut q berjalan melewati perumahan. Di perumahan hanya sekilas q berpapasan dengan laki-laki memakai topi dan baju berwarna putih merah. Aku pun menyapanya tetapi dia tetap berjalan seolah tidak ada yang menyapanya.
Yang q takuti akhirnya tiba,yaitu melewati komplek kuburan tua yang berada 100 meter dari rumahku. Ketika aku memasuki komplek kuburan tua itu, bulu kudukku berdiri, tubuh merinding dan rasa takut ketika ku melewati jalan ditengah sawah dan melewati perkarangan itu datang lagi. Bahkan rasa takut itu lebih kuat lagi daripada sebelumnya. Benar saja, saat q berjalan terasa seperti ada langkah kaki yang mengikutiku dari belakang. Spontan q lihat ke belakang tapi tidak apa-apa. Kembali q melangkah, suara langkah kaki itu terdengar lagi. Ketika ku menoleh ke belakang seperti sebelumnya tidak ada apa-apa di belakangku. Ku percepat langkah kakiku. Suara itu terdengar kembali saat q berada tepat ditengah komplek kuburan dengan tempo yang sama dengan langkah kakiku. Q berfikir mungkin ada yang mengerjai dengan mengikutiku lalu sembunyi. Rasa penasaranku timbul kembali. Untuk ketiga kalinya, dengan gerak cepat balikan badan menghadap ke belakang berharap orang yang mengerjaiku tidak bisa bersembunyi lagi. Tapi hanya jalan yang terasa lebih menyeramkan dari sebelumnya yang q lihat. Dan ketika q membalikan badan untuk melanjutkan perjalanan pulangku, berdirilah sosok pocong tepat di hadapanku. Tapi dengan wajah laki-laki yang q sapa di perumahan dan kain mori yang berlumuran darah. Ingin q berteriak lalu lari. Namun seketika seluruh tubuhku tidak bisa digerakan. Wajahku tepat didepan di wajah pocong . Wajah pocong yang semula mirip dengan laki-laki yang ku sapa itu, tiba-tiba berubah. Wajahnya mejadi hitam dan keluar belatung bagaikan daging yang busuk serta seketika matanya menjadi merah menyala. Sangat menyeramkan. Kembali ku coba untuk berteriak, dan akhirnya tubuhku bisa digerakan. Dengan cepat aku langsung lari menuju rumah yang hanya 100 meter dari situ. Sesampinya di depan rumah, aku langsung masuk dan pintu lngsung ku kunci. Q berlari menuju kamar dan kumasukan seluruh badanku dengan selimut. Tubuhku bergetar dan panas dingin. Keesokannya q sakit selama 3 hari mungkin karena ketakutan dan shock yang q alami karen kejadian pada malam itu.
Tag: cerita pendek horor, cerita seram, cerita creepypasta, cerita menakutkan, cerpen horor, cerpen misteri, certita pendek misteri, cerita hantu
Ditulis oleh Sukma Purnomo
0 komentar:
Post a Comment